Senja bagi Penikmat Luka

Apakah anda penikmat puisi? Berikut adalah sebuah puisi yang bernuansakan senja.


Pernahkah kamu bertemu jingga?

Ia tidak terang, tidak juga gelap, Ia berada di ambang terang menuju gelap.

Jingga memang indah,sering mengantarkanku untuk berpikir tentang betapa menyenangkannya jika langit terus bernuasa senja sepanjang hari Membawa ketenagan.

Sayangnya kenyataan membawa kita harus melalui banyak warna.
Warna yang kadang menciptakan kelam untuk sebuah perjalanan kehidupan.

Singkat tapi membekas.

Ia tidak ingin masuk dalam gelap tapi enggan menyapa terangnya mentari.

Walau jingga meninggalkan kesan  Mampu membawamu dalam ketenangan,Tetap saja kamu membutuhkan terangnya siang Untuk Menapaki perjalanan yang memberimu makna untuk hidup.

Malam juga tak luput dari fungsinya, kita membutuhkan gelap untuk merasakan lelah dan meresapi semua hal yang kita lalui untuk menciptakan cerita.

Luka dan senja seolah berteman menciptakan romantisme hati yang terasa sesak oleh kesedihan untuk mencari ketenangan.

Jingga seolah menjadi warna untuk tempat bersembunyi.

Dalam senja ada jingga, Dalam jingga ada hati yang terluka dikemas nuansa.

Ini cerita senja bagi penikmat luka.
Previous Post Next Post